Sebelum ada Gedung Putih, sebelum Deklarasi Kemerdekaan, dan jauh sebelum istilah “United States of America” dikenal dunia, daratan Amerika Utara sudah dihuni oleh berbagai macam orang dan budaya. Tahun 1700 adalah masa yang menarik—di mana benih-benih negara modern mulai ditanam di tengah dinamika koloni, konflik, dan kehidupan keras di dunia baru.
Yuk, kita intip seperti apa kehidupan di Amerika pada awal abad ke-18!
Siapa yang Tinggal di Amerika Tahun 1700?
Masyarakatnya sangat beragam:
-
Pendatang Eropa: terutama dari Inggris, Irlandia, Skotlandia, Belanda, dan Jerman.
-
Budak Afrika: dibawa secara paksa melalui perdagangan budak Atlantik.
-
Penduduk Asli Amerika (Native American): yang masih hidup di sebagian besar wilayah daratan, namun mulai terdorong mundur oleh kolonisasi.
-
Kelompok agama minoritas: seperti Quaker, Puritan, Huguenot, dan lainnya yang mencari kebebasan beribadah.
Kehidupan Sehari-hari: Sederhana Tapi Berat
1. Pertanian sebagai Tulang Punggung
2. Rumah dan Permukiman
3. Transportasi
4. Pendidikan & Sekolah
5. Peran Gender
Laki-laki: bertanggung jawab atas pekerjaan fisik dan urusan hukum.
-
Perempuan: mengurus rumah, memasak, membuat pakaian, dan membesarkan anak.
-
Anak-anak: sudah bekerja sejak kecil, membantu di ladang atau rumah.
Agama dan Kepercayaan
Pendeta adalah tokoh penting di komunitas, dan gereja adalah pusat aktivitas sosial.
Hubungan dengan Penduduk Asli
Perbudakan di Amerika Tahun 1700
Menuju Kemerdekaan
-
Pajak tinggi dari kerajaan.
-
Perasaan “kami tidak punya suara di parlemen”.
-
Kebutuhan akan otonomi dan identitas sendiri.
Semua ini akan berkembang menjadi Revolusi Amerika beberapa dekade kemudian.
Penutup
Kehidupan di Amerika pada tahun 1700 penuh tantangan: keras, religius, dan masih sangat bergantung pada alam. Tapi di balik kesederhanaannya, inilah masa di mana akar budaya, nilai, dan konflik bangsa Amerika mulai terbentuk.
Fun fact: Pada tahun 1700, kota terbesar di Amerika adalah Boston, dengan populasi sekitar 7.000 orang saja!